PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAN YOGYAKARTA
Laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-rata pertahun sebesar 1,1%. Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di DIY menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari 72,4 tahun pada tahun 2002 menjadi 72,9 tahun pada tahun 2005. Ditinjau dari sisi distribusi penduduk menurut usia, terlihat kecenderungan yang semakin meningkat pada penduduk usia di atas 60 tahun.
Proporsi distribusi peduduk berdasarkan usia produktif memiliki akibat pada sektor tenaga kerja. ankatan kerja di DIY pada 2010 sebesar 71,41%. Di sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenaga-tenaga profesional dengan tingkat pendidikan tinggi.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah kependudukan dan ketenagakerjaan adalah dengan mengadakan program transmigrasi. Pelaksanaan pemberangkatan transmigran asal DIY sampai pada tahun 2008 melalui program transmigrasi sejumlah 76.495 Kk atau 274.926 Jiwa. Ditinjau dari pola transmigrasi sudah mencerminkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat, melalui Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM). Untuk pensebarannya sudah mencakup hampir seluruh Provinsi. Rasio jumlah tansmigran swakarsa mandiri pada 2010 mencapai 20% dari total transmigran yang diberangkatkan.
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya dan beradat tradisi. Selain itu, Provinsi DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua diantaranya yaitu museum Ullen Sentalu dan museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%.
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta#Kebudayaan---------------------------------------------------------------------------------------------
INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
TEMPAT TINGGAL
Sebuah tempat tinggal biasanya
berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau lainnya yang digunakan
sebagai tempat manusia tinggal. di dalam tempat tinggal terdapat
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
rupa-rupa tempat tinggal, mulai
dari tenda-tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam
konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah,
kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain tempat
beristirahat, berlindung, dan sosialisasi.
Umumnya, rumah tangga adalah sebuah keluarga,
walaupun rumah tangga dapat berupa kelompok sosial lainnya, seperti
orang tunggal, atau sekelompok individu yang tidak berhubungan keluarga.
Kelompok masyarakat agraris dan industrial terdiri dari rumah
tangga-rumah tangga yang tinggal di tempat tinggal yang bermacam-macam
jenisnya, tergantung status pekerjaannya.
begitu pula dengan masyarakatnya di lingkungan seperti pedesaan masyarakatnya lebih kekeluargaan dan bersahabat, lain halnya dengan masyarakat di perkotaan seperti di perumahan atau apartemen bertingkat, timgkat kesadaran atau kepedulian masyarakat kota rata-rata cenderung rendah di karenakan kesibukannya sebagai pekerja membuat masyarakat kota kian hari kian di jauhi.
begitu pula dengan masyarakatnya di lingkungan seperti pedesaan masyarakatnya lebih kekeluargaan dan bersahabat, lain halnya dengan masyarakat di perkotaan seperti di perumahan atau apartemen bertingkat, timgkat kesadaran atau kepedulian masyarakat kota rata-rata cenderung rendah di karenakan kesibukannya sebagai pekerja membuat masyarakat kota kian hari kian di jauhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar